New Year, New...

Lho sudah tahun baru lagi ternyata. Tahun 2021 kemarin terasa berlalu cukup cepat, barangkali selain karena pandemi yang bikin saya bekerja dari rumah (yang saya senangi itu), juga karena saya cukup menikmati kerjaan saya.


Tahun baru, ya beberapa tahun terakhir ini saya senang dengan tahun baru, bukan karena dar-dor kembang api di jam dua belas malam, tapi karena pagi hari esoknya jalanan lebih lengangn daripada hari libur lainnya, mungkin hanya lebaran Idul Fitri saja yang mirip-mirip. Lengangnya jalan ini menyenangkan karena bisa berlari dengan lebih nyaman. 


Dulu waktu masih kecil, ya malam tahun baru itu kesempatan bagi saya untuk begadang, biar bisa lihat kembang api dari rumah. Saya tinggal naik ke rangkaian besi penyangga torn air untuk melihat ke arah barat, tempat orang-orang merayakan pergantian tahun, tak jarang juga ada semacam lampu besar yang ditembakkan ke langit, mirip seperti di film Batman.


Selain itu, malam tahun baru saya manfaatkan juga untuk nonton film. Maklum, dulu belum ada Netflix dan sebagainya, terlebih biasanya pada malam tahun baru film-film yang disajikan itu tayang perdana di TV, premiere lah istilahnya. Lain waktu kecil lain juga saat masa-masa kuliah. Beberapa tahun waktu kuliah, saya ikutan bermalam di masjid, biasanya di Masjid PUSDAI Bandung, banyak penceramah yang menarik. Ya saya memang nggak begitu suka keramaian, utamanya yang terlalu gemerlap begitu, jadi ya bermalam di masjid denger penceramah itu ya dirasa lebih bermanfaat.


Berbeda masa berbeda saya melewati malam pergantian tahun. Makin ke sini ya makin seperti "ya sudah, ini pergantian tahun saja seperti biasa, tidak begitu spesial." Dulu, saya ikut-ikutan juga bikin resolusi tahun baru, ya gak jalan juga sih, karena sepertinya targetnya juga terlalu muluk. Semakin ke sini, berkaca dari pengalaman dan bertemu yang namanya realitas, ya bikin target-target kecil yang lebih dapat dijangkau saja. Rasanya lebih nyaman dan tidak ketinggian.


Ya karena merasa tahun baru itu ya tidak istimewa-istimewa amat, jadi jargon semacam New Year, New Me dan sebagainya gak berlaku juga. Barangkali yang lebih kompatibel bagi saya ya refleksi setahun saja, dan kepengennya apa setahun ke depan, secukupnya, seproporsionalnya, tidak usah terlalu menggebu-gebu. Mirip-miriplah dengan ulang tahun, tidak spesial-spesial amat, makanya tiap ulang tahun tidak mengharapkan apa-apa yang ketinggian, yang ada malah "loh ya sudah makin berumur", perasaan begitu utamanya setelah umur mencapai 25 tahun, ya bukan quarter life crisis juga, krisis opo?


Tapi loh tapi, jangan dianggap juga saya kayak lemas, tidak ada semangat atau ambisi di tahun yang baru. Ya itu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tentu ada tapi jangan muluk-muluk lah. Contohnya? Ya saya sih sesimpel ada target baru di aktivitas lari serta bertekad mulai lagi giat membaca sekian buku. Membaca itu kan enak sebetulnya, saya seperti masuk ke dunia lain dan bikin anteng, tapi godaan gulir di lini masa media sosial itu kok ya kuat juga, jadinya baca buku pas mau tidur, yang ada baru beberapa lembar sudah mengantuk. Yah begitulah, target-target yang tidak muluk-muluk dan bisa terjangkau.


Demikian ya, mau tahun baru atau bulan baru, jalanilah dengan gairah dan kesungguhan. Kesungguhan itu moga-moga jadi bikin Tuhan gak tega sama kita, sehingga Dia selalu menjaga kita. Bergairahlah, bersemangatlah, ya carilah alasan untuk itu kalau belum ada. Begitu, semoga diberkahi selalu.


Salam. 

No comments: