Kembali Memulai Iqra'

Sedikit-sedikit membaca kembali, setelah begitu tersendat-sendat membaca buku, perlahan membuka kembali kebiasaan lama yang baik. Selama setahun lebih tak satu pun buku berhasil selesai dibaca, penyebabnya disinyalir karena kejenuhan membaca dua buku yang sama-sama berat. 


Hari-hari tanpa membaca dan malah lebih asyik dengan handphone bikin pikiran cukup tumpul dan agak kosong. Substitusi dengan mendengar atau menonton tokoh, cendekia, cerdik, ulama di kanal-kanal YouTube memang memberi banyak masukan pengetahuan dan ilmu, namun rasanya berbeda dengan membaca buku. Ada rasa dan ruang-ruang berbeda, membaca buku tak hanya membuka jendela rumah untuk melihat dunia, namun eksplorasi-eksplorasi ke area yang sebelumnya tak terjamah, atau hanya terlihat luarnya saja. Membaca buku seolah bikin kita berada di samudera ilmu yang begitu luas, tempat di mana kita bisa mereguk pengetahuan dengan tetap memiliki saringan dalam tiap regukannya. 


Kembali memulai dari buku yang tidak terlalu berat, dari jenis tulisan yang cenderung cocok, serta dari penulis yang "lebih dekat" membantu untuk kembali  membiasakan membaca. Biarlah saja begitu dulu, hingga nanti setelah kebiasaan baik itu kembali muncul, maka eksplorasi di area-area lain yang lebih dalam, lebih jauh bisa dimulai kembali. 


Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada para ahli maksiat.


"Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada para ahli maksiat," nasihat Imam Waki kepada muridnya, Imam Syafi'i. Barangkali itu juga yang bikin kebiasaan membaca sempat terhenti, ilmu tak sudi untuk masuk disebabkan tertutupnya diri dari maksiat-maksiat.


Sekarang, mumpung kebiasaan baik perlahan mulai muncul lagi, maka pertahankan dan nikmatilah. Semoga Tuhan mudahkan dalam Iqra'.

 

No comments: