Saat Malam Maulid

Apa yang mesti ditulis mengenai Sang Nabi? Pribadi agung yang menjadi teladan bagi umat manusia; yang kehadirannya menjadi rahmat bagi semesta alam; yang hadir untuk menyempurnakan akhlak. Tak akan habis kita mengambil apapun dari semua sisi kehidupan dan pribadi beliau.

Ambilah misalnya saat beliau sedang berada di tengah-tengah para sahabat, lantas beliau mengatakan rindu pada ikhwan-nya, bukan para sahabat melainkan mereka yang beriman kepadanya meski tak pernah bertemu dengannya. Ambilah misalnya saat-saat menjelang wafatnya beliau berulang-ulang berkata, "Umatku, umatku", bahkan hingga detik-detik terakhirnya yang dipikirkannya adalah kondisi umatnya, betapa besar cintanya. Ambilah riwayat mengenai hanya beliaulah satu-satunya yang mampu memberikan syafaat di akhir nanti. Ambilah riwayat mengenai beliau yang akan menunggu umatnya di telaga Kautsar dan akan memberi minum darinya. 


وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Wainnaka la'ala khuluqin 'azim. 
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
(Q.S. Al-Qalam: 4)

Saya selalu tertegun membaca ayat ini, kesempurnaan akhlak sang Nabi, akhlak agung yang dibawa Al-Quran dan berakhlak dengan nilai-nilai Al-Quran hingga 'Aisyah r.a. menjawab ketika ditanya mengenai akhlak Sang Nabi, "Akhlaknya adalah akhlak Al-Quran."

Barangkali hanya Sang Nabi lah, satu-satunya manusia yang meski berjarak ribuan tahun namun menjadi sosok yang begitu dicintai dan amat dirindukan bahkan amat penasaran. Bagaimanakah kiranya senyum beliau? Bagaimanakah kiranya tutur kata beliau? Kelembutan juga ketegasannya? Rasa cinta dan kasih sayangnya pada umat manusia bahkan seluruh alam. Kita rindu meski tak pernah bertemu, kita berharap dalam cemas, semoga Allah perkenankan kita bertemu dengannya, meski compang-camping diri. Rindu Sang Nabi meski hanya bisa membaca tentangnya lantas berharap dapat bertemu dalam mimpi. Duhai, bagaimana senyumnya? 

Bila melihat orang shalih berbicara dan tersenyum pun kita senang dan tenang, lantas bagaimana bila di hadapan kita ada Sang Nabi yang tersenyum lembut pada kita? Atau terbayangkah bila kita diminta membaca Al-Quran di hadapan Sang Nabi, di hadapan ia yang Al-Quran diturunkan padanya untuk seluruh manusia?

Maka kita dicontohkan dan diperintahkan untuk memperbanyak shalawat padanya, sebagai salah satu ungkapan rasa cinta pada Sang Nabi.


إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا


Allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala 'ali Muhammad.
Shallu 'ala Nabi!

No comments: