Lain Syakartum Laaziidannakum



Ternyata bukan hanya ketenangan yang harganya mahal, namun banyak sekali di dunia ini hal-hal yang mahal harganya bahkan tidak akan bisa dibeli. Kebahagiaan, berbagai nikmat yang diturunkan juga banyak yang tak mampu untuk dibeli. Contohnya?

Makanan terenak di seantero jagad raya dapat dibeli, namun nikmatnya makan tak mampu dibeli. Minuman tersegar dapat dibeli, namun nikmatnya hingga menghilangkan dahaga belum tentu dapat dibeli. Nikmatnya tidur pun begitu, kasur terempuk bisa dibeli namun nikmatnya tidur belum tentu, toh pada saat selepas lelah bekerja mempersiapkan suatu kegiatan, melihat karpet datar yang agak dingin pun seolah kasur empuk, bruk ambruk, tertidur pulas, nikmatnya tidur tak dapat dibeli. 

Maka hal-hal demikian ini ternyata soal rasa. Ketika merenungkan hal-hal yang begini, ada kesadaran bahwa banyaknya harta bukan ukuran untuk mendapatkan kenikmatan serta kebahagiaan, bahwa kebahagiaan dan kenikmatan didapati dari hati yang senantiasa bersyukur. Nikmat pun ditambah saat bersyukur, entah rasa nikmatnya atau bilangan jumlahnya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Q.S. Ibrahim [14]: 7)

No comments: